Future

Future

Jumat, 26 November 2010

BUDAYA FACEBOOK DI KALANGAN MAHASISWA

BUDAYA FACEBOOK

DI KALANGAN MAHASISWA

I. Fenomena Kemunculan Facebook

Mark Zuckerberg, pemuda kelahiran New York Amerika Serikat pada usianya yang ke 20 tahun, tiba-tiba ramai dibicarakan para penggemar dunia maya dan para programmer hamper di seluruh dunia. Ya, pemuda yang mengenyam pendidikan di Harvard tersebut membuat jagad dunia maya tersentak dan kagum dengan program yang sudah dibuatnya. Program yang pada awalnya didesain untuk membantu kelancaran dirinya dalam berinteraksi dengan civitas kampusnya mulai dari dosen dan mahasiswa Harvard lainnya, agar bisa mengenal rekan-rekan kampusnya dan mendapatkan informasi mengenai materi kuliah.

Facebook atau kumpulan wajah dari rekan-rekan kuliahnya. Nama program yang diciptakannya pada tahun 2004 ternyata malah menjadi icon, branchmark, dan tambang emas bagi dirinya. Semakin banyak komunitas yang ingin ikut dalam Facebook membuat pria keturunan Yahudi ini memutuskan untuk berhenti kuliah demi mengembangkan apa yang memang menjadi hobinya sejak berusia 8 tahun yaitu menciptakan program komputer.

Kini pertumbuhan pengguna dan pengakses Facebook diseluruh dunia sudah melesat sedemikian jauh dan semakin popular dan sebagai konsekuensi pemilihan oleh masyarakat, Facebook menenggelamkan popularitas situs jejaring sosial yang sudah ada sebelumnya dan sedang mengalami fase booming, yaitu Friendster, Live Connector, dan MySpace. Bahkan intensitas pemakaian dan akses oleh masyarakat diseluruh dunia setiap harinya, bisa disejajarkan dengan mesin pencari Google atau Yahoo.

Facebook kini berkembang sebagai mesin interface raksasa dengan jutaan pengguna. Tampilannya yang sederhana, fiturnya yang komplit, dan pengoperasian yang user friendly, membuat Facebook semakin membuat orang tertarik untuk mengakses dan menggunakannya. Facebook tanpa disadari telah banyak mempengaruhi dunia sosialita, pendidikan, bisnis, dan bidang lainnya di kehidupan masyarakat yang berasal dari berbagai kalangan dan berbagai latar belakang sosial.

Semakin berkembangnya teknologi informasi dan naluri bisnis kaum intelektual dan manajerial, membuat penggunaan Facebook di masyarakat semakin menjadi-jadi bahkan bisa berulangkali dalam setiap harinya. Dahulu, masyarakat hanya bisa mengakses lewat internet, namun kini dengan dukungan 3G dan komunikasi selular, pengguna Facebook semakin dimanja dengan kehadiran handphone berbagai merek yang sudah pasti untuk mendongkrak penjualan selalu disebutkan bahwa handphone tersebut salah satunya bisa mengakses Facebook dengan disertai munculnya gadget fenomenal yaitu Blackberry.

Awal kemunculan dan booming-nya Facebook dirasakan sangat membawa perubahan dalam sosial masyarakat. Rekan lama yang mungkin sudah belasan tahun tidak bertemu, bisa dipertemukan lewat Facebook, dan tidak jarang Facebook malah dijadikan ajang untuk mencari jodoh, memasarkan produk secara online, atau membentuk dan menonjolkan eksistensi suatu komunitas tertentu sesuai hobi. Dengan kemudahan yang ditawarkan, Facebook masih tetap eksis walaupun semakin banyak mesin jejaring sosial yang bermunculan seperti Twitter, Flixster, atau Yahoo Koprol.

Namun perlu kita sadari bahwasanya konsumerisme terhadap suatu trend atau suatu penemuan baru, disatu sisi bisa membawa positif bagi perubahan dan perkembangan kehidupan masyarakat, namun disisi lain tetap akan ada nilai negatif yang ditimbulkan akibat pengaruh tersebut. Semuanya bergantung kepada bagaimana cara memanfaatkan dan mengikuti perubahan tersebut agar tetap bisa mendapatkan hasil positif dalam kehidupan bermasyarakat.

II. Eksistensi Facebook Dalam Lingkungan Kemahasiswaan

Kehidupan di lingkungan mahasiswa membutuhkan kecepatan, keaktifan, dan komunikasi yang efektif antara dua elemen yang saling timbal balik yaitu mahasiswa dengan dosen dan mahasiswa dengan mahasiswa. Aktivitas perkuliahan yang padat dengan disertai tugas-tugas deadline dan pencarian materi kuliah yang berkompeten, membuat semua elemen kampus setiap saat berhubungan dengan teknologi informasi berupa internet ataupun sarana komunikasi dunia maya lainnya.

Dari sekian banyak sarana komunikasi dunia maya, tak pelak Facebook merupakan mesin jejaring sosial yang paling banyak diakses dan dimanfaatkan oleh elemen kampus dalam menjalani aktivitas. Misalnya untuk membentuk perkumpulan berdasarkan hobi, olahraga, jurusan, kelas, dan kegiatan lainnya. Sebagai contoh kelas 4 KA 20 angkatan 2010, memanfaatkan Facebook untuk membuat group yang berisi mahasiswa yang sekelas dan bertujuan untuk menginfokan dan men-share hal-hal penting yang dapat membantu kelancaran kegiatan perkuliahan dengan pertimbangan mayoritas mahasiswa kelas 4 KA 20 adalah karyawan dan pekerja.

Dengan padatnya jadwal pekerjaan, mereka masih mempunyai semangat untuk terus meningkatkan pendidikan mereka. Namun mereka juga mempunyai hambatan dalam menghadiri perkuliahan akibat kesibukan pekerjaan mereka sehingga mau tidak mau mereka berusaha mencari informasi apa saja apabila mereka sedang tidak bisa mengikuti perkuliahan, salah satunya dengan memanfaatkan media Facebook.

Facebook juga dimanfaatkan oleh mereka untuk men-sharing dan saling berbagi serta saling membantu dalam hal distribusi materi kuliah, pengumuman kuis, atau diskusi tugas yang diberikan dosen. Sebenarnya para dosen juga dapat berpartisipasi dalam group kelas mahasiswa tersebut dan memberitahukan kepada mahasiswa dimana mereka bisa mencari materi kuliah, memberitahukan kehadiran si dosen tersebut, sampai dengan pemberitahuan tugas dan deadline-nya, sehingga mahasiswa dapat mempersiapkan diri sebelumnya.

Akan tetapi banyak juga mayoritas mahasiswa yang memanfaatkan Facebook sebagai sarana komunikasi semata atau mengetahui status dan komentar-komentar yang ditulis oleh rekan-rekannya. Dengan mayoritas mahasiswa rata-rata mempunyai alat komunikasi handphone berbasis GPSR atau 3G, komunikasi via Facebook jelas dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja (dengan pulsa yang memadai tentunya).

Disinilah muncul sisi negative dari pemanfaatan Facebook di kalangan mahasiswa. Seringkali mereka mengakses Facebook tanpa memperdulikan apa yang sedang dilakukannya dan akibatnya jelas menimbulkan ketidaknyamanan bagi dirinya sendiri ataupun bagi orang lain. Kini semakin banyak mahasiswa yang sering mengakses Facebook atau memainkan Blackberry mereka justru disaat mereka sedang mengikuti perkuliahan dalam kelas atau praktek. Hal ini jelas kurang etis apabila dipandang dari manapun karena sebagai mahasiswa tugas utama mereka adalah fokus dan memahami apa yang mereka palajari dalam perkuliahan.

Kebiasaan mahasiswa mengakses Facebook atau memainkan Blackberry di dalam kelas secara tidak langsung bisa menyinggung perasaan sang dosen yang sedang mengajar. Mungkin mereka tidak mengharapkan apa-apa dari mahasiswa, selain pelajaran yang diberikan dosen bisa dipahami dan diimplementasikan ketika sudah lulus kuliah. Namun sebagai seorang manusia, dengan tugas yang berhadapan dengan sekelompok manusia lainnya, jelas ingin mendapatkan perhatian atau tanggapan atas apa yang telah disampaikannya. Apabila trend mengakses Facebook atau memainkan Blackberry pada saat penyampaian perkuliahan semakin tidak terkendali, akan membawa dampak psikis tersendiri bagi dosen, diman mereka bisa beranggapan mereka tidak dihargai dan untuk apa mengajar dalam keadaan seperti ini, toh hanya membuang tenaga, waktu, dan pemikiran mereka.

III. Dampak dan Solusi Pemecahan Masalah

Fenomena Facebook di kalangan mahasiswa disatu sisi membawa pengaruh positif dan disisi lainnya jelas terdapat pengaruh negative. Pengaruh positive-nya adalah kemungkinan mahasiswa jarang tertinggal materi kuliah karena jaringan yang dibentuk dalam group kelas, menyediakan informasi mulai dari materi kuliah, pemberitahuan kuis, sampai dengan jawaban dari tugas yang diberikan dosen. Dengan prinsip all for one dan one for all, ikatan mahasiswa dalam suatu kelas menjadi kompak karena merasa senasib dan sepenanggungan menjalani suka duka perkuliahan.

Sisi negative pemanfaatan Facebook adalah mahasiswa menjadi kurang kreatif dalam berfikir dan menyelesaikan tugas, kemungkinan mahasiswa yang berotak encer akan dengan sukarela memberitahukan bahkan menjawab soal atau tugas yang diberikan dosen kemudian men-share ke group kelas mereka. Kemudian intensitas akses mereka yang tidak mengenal waktu dan tempat juga dapat mengganggu jalannya perkuliahan dalam kelas. Dan yang paling berbahaya adalah adanya kemungkinan mahasiswa yang menyampaikan uneg-uneg terhadap dosen tertentu melalui status Facebook. Kalau sudah demikian jelas hal tersebut membahayakan kredibilitas sang dosen yang belum tentu berlaku seperti itu.

Penyampaian uneg-uneg mungkin tidak bisa dicegah kecuali diberikan himbauan atau menjaga cara memberikan perkuliahan kepada mahasiswa yang memang semakin kritis bukan terhadap materi kuliah tetapi pembawaan cara mengajar materi kuliah. Terhadap akses Facebook dalam kelas, memang disatu sisi itu adalah hak mereka karena menggunakan aset mereka, namun perlu juga kiranya himbauan untuk melarang mengoperasionalkan handphone kecuali ada hal urgent, sehingga mahasiswa bisa lebih fokus dalam menerima materi perkuliahan.

Akan tetapi, semuanya kembali kepada kedewasaan dalam menanggapi kemajuan teknologi. Tetap harus ada sinergitas antar elemen kampus dengan pendekatan yang responsive dalam menyikapi budaya Facebook di kalangan mahasiswa guna terciptanya suasana perkuliahan yang kompeten.

************